Untuk beberapa wanita, belanja baju sering jadi kegiatan
paling menyenangkan: keliling-pilih-coba-ngaca-cantik-beli! Untuk sebagian yang
lain, toko kosmetik adalah tempat favorit dengan kegiatan yang mirip:
lihat-konsultasi-membayangkan seperti apa hasilnya saat dipakai-beli! Sebagian
lainnya menganggap salon adalah surga: spa, lulur, creambath, facial. Banyak
juga yang menjadikan supermarket tempat favorit: keliling-dorong trolley-ambil
ambil ambil-bayar! Atau sekedar menghabiskan cadangan uang untuk makan enak
seharga 70k sekali makan. Banyak cara untuk menghabiskan uang, selalu. Tapi
pernahkah terpikir susahnya mencari uang?
Beberapa hari yang lalu, gw melihat seorang bapak-bapak
jualan poster keliling di sekitaran pasar Kordon, Bandung. Oke gw pertegas,
sang bapak poster jualan pada jam 19.30an, berjalan kaki membawa beberapa
lembar poster di tangan dan sebuah tas ransel di belakang. Sepintas sang bapak
tampak udah lemes kelelahan. Waktu gw antri makan, sang bapak poster mendekat
ke kerumunan orang di deket gw lalu menawarkan dengan lirih “Poster teh?”.
Entah kenapa gw refleks menggeleng, yang kemudian gw sesali kenapa gw
menolaknya. Refleks geleng ini tampaknya karena dalam alam bawah sadar gw, gw
berpikir gw ga butuh poster-poster ini, poster binatang-binatang, menghafal
alphabet, buah-buahan dsb. Padahal, 18-15 tahun yang lalu gw koleksi poster
semacam itu setumpuk tebal di rumah. The point is, sang bapak bisa jadi adalah
seorang kepala keluarga yang harus menghidupi istri dan anak-anaknya, menyekolahkan
anak-anaknya dan harus memenuhi kebutuhan mereka. Hanya dari menjual poster??
Ga lama setelah gw dan semua orang-orang di sekitar gw
menggeleng, sang bapak langsung pergi. Beliau tidak memaksa atau memelas
seperti halnya banyak pedagang keliling lain. Begitu diberi gelengan, sang
bapak pergi. Mungkin terlalu lelah untuk merayu kami. Dan sampe sekarang gw
masih menyesal kenapa gw menggeleng.
Seketika gw bersyukur. Betapa gw memiliki kehidupan yang
teramat sangat sangat nyaman. Gw memiliki Bapak dan Ibu yang berpenghasilan
tetap, gw bisa sekolah sampe setinggi ini dengan uang saku yang ga pernah
terlambat sekali pun, gw bisa makan sesuai keinginan, dan gw bisa memiliki
banyak fasilitas yang dengan atau tanpa meminta. Gimana dengan anak-anak sang
bapak poster tadi?
ilustrasi memberi dengan senyum *gambar diambil pas PMB 2012* |
Memang manusia adalah gudangnya serakah dan tidak puas.
Dengan selalu mendongak, kita akan merasa selalu kurang. Dan dengan selalu
menunduk, kita bisa jadi merasa lebih dan sombong. Yang harus kita lakukan
adalah mendongak lalu menunduk, mendongak lagi lalu menunduk lagi. Maka hidup
akan seimbang dan terasa lengkap. Dan jangan pernah lupa untuk bersyukur, atas
apapun yang kita punya sekarang. Apapun. Karena banyak saudara kita yang bahkan
untuk makan pun harus memeras keringat dulu.
Alhamdulillah? Bersyukur tidak cukup hanya dengan mengucap
syukur dan berterima kasih. Bersyukur harus dilengkapi dengan berbagi
kebahagiaan, dengan sedekah, dengan memberi. Karena kebahagiaan terletak saat
kita memberi, bukan menerima. Menerima aja seneng, gimana memberi. Dapet senyum
aja seneng, gimana ngasih senyum, oih senyum juga sedekah paling sederhana loh
jangan lupa! :)
Jadi, 2011 kemarin, sudah cukup bersyukurkah kita? 2012
harus lebih baik! :)
wooow.. super sekali ma.. :)
ReplyDeleteMenyentuh banget.., *makasih mba udah ngingetin...
ReplyDelete#SuperSekali
^^