Gw baru aja nonton Just Alvin di MetroTV, bela-belain
numpang di kamar temen kos. Bela-belain ngos-ngosan naik tangga dari kamar gw
ke kamar doi di………………………lantai dua. Sampe rela kalori gw terbakar banyak. Demi sebuah
acara tv yang ternyata salah jadwal. Harusnya 8.30 gw ingetnya setengah 8. Anyway
ini kenapa gw selalu lebih memilih nulis dengan skala 24 jam sehingga gw ngga perlu
lagi jelasin yang gw maksud malem atau pagi, dan juga menghindari salah inget. Hohoho.
Bintang tamu Just Alvin tadi Rene Suhardono, Yoris
Sebastian, Wahyu Aditya dan Merry Riana. Kurang lebih gw tahu kiprah dan kisah
mereka dari buku yang mereka tulis dan twitter. Dua nama pertama bahkan gw
pernah gw ikutin acaranya, baru Kamis lalu di IT Telkom, acara Telkomsel S.I.P
Inspiration. Dengan pengisi acara yang se-wah itu, gimana gw ngga rela lari ke
lantai dua? Oke fyi, gw jarang naik-naik ke lantai dua kosan gw karena
tangganya horror. Undakannya tinggi dengan permukaan pijakan tipis. Ngeri kepleset
gw.
Yang paling gw inget adalah kalimat Merry Riana “If you want
to be success, don’t be yourself, be your best self. Karena sekarang orang
semuanya berlomba-lomba, sehingga kalau nggak menjadi yang terbaik, sukses itu
sulit. Tapi tetap, jangan tinggalkan identitas sebagai diri kita sendiri.”
Dan entah kenapa yang terbayang setelah denger Merry bilang
gitu adalah…....
Kalau ngga suka asap rokok, bantu para perokok sadar bahwa
merokok itu ngga cuma nambah polusi udara tapi juga merusak organ mereka
sendiri dan merusak organ orang lain sebagai tempat pembuangan sampah asap yang
mereka hembuskan.
Kalau sedih lihat banjir, jangan ngerasa ngga bersalah buang
sampah sembarangan, sekecil apapun itu.
Kalau merasa kepanasan dimana-mana, ya pakai kendaraan
dengan bijaksana. Jangan nambah parah global warming dengan semena-mena pakai
kendaraan pribadi, foya-foya sama listrik walaupun bayar ya bayar pake duit
sendiri.
Kalau tahu MSG itu bahaya, ya stop mengkonsumsi MSG.
tinggalkan vetsin, selezat apapun itu. Kalau ngga mau orang lain sakit karena
MSG, bantu ingatkan mereka. Jangan maunya sehat sendiri.
Kalau tahu softdrink itu bisa membunuh, stop bunuh diri
dengan mengkonsumsi softdrink. Kalau tahu softdrink bisa dipake buat bersihin
toilet, atau bersihin noda di baju, atau mengikis gigi yang direndam di dalam
segelas softdrink itu; bantu kasih tahu temen-temen yang doyan softdrink.
Kalau sedih lihat anak-anak usia SD jadi anak jalanan yang
meminta-minta, make a change. Or at least give your caring hands, or maybe show
them that they still have hope to live their life in a better way. Dengan ngga
serta merta memberi misalnya. Karena gw termasuk dalam kubu yang ngga setuju
mereka dikasih uang gitu aja. Bukan masalah uangnya, bukan. Tapi masalah mereka
ngga akan belajar apa-apa dan berpikir bahwa mereka bisa selamanya meminta. Dan
lagi, uang yang mereka dapet juga akan mereka pakai buat makan, oke syukur kalo
beneran makan. Kalo disetor ke bosnya trus sisanya buat ngelem? The deserve a better life.
Oke gw ngerti ini ngga nyambung sama statement Merry Riana. Tapi
imajinasi ngga bisa dibatasi kan? Dan hal-hal di atas yang terlintas dalam
imajinasi gw.
Pandji,
dalam NASIONAL.IS.ME-nya bilang:
Jangan
tunggu pemerintah, kita bisa melakukan sesuatu.
Kita punya
pilihan lain, selain menuntut perubahan.
Kita bisa
menciptakan perubahan.
Dan gw
percaya, perubahan itu, untuk Indonesia yang lebih baik, bisa terwujud kalau
semua orang, atau kalo semua terlalu besar, sebagian orang yang punya pengaruh;
mengetahui dimana potensinya dan menjadi yang terbaik dari diri mereka dengan
memaksimalkan potensi itu. Being our very best selves. Dan ya, sebagian orang
yang punya pengaruh, walaupun hanya kepada satu orang pengaruh itu berdampak. Gw
percaya setiap dari kita memiliki pengaruh pada orang lain. Dan itu berarti,
setiap dari kita bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dengan menciptakan
perubahan, menjadi versi terbaik dari diri kita dengan memaksimalkan potensi
yang dipunya.
Maka persis seperti yang Mahatma Gandhi pernah bilang, “Be the change you want to see in the world.”, untuk konteks ini, gw berani bilang “Be the change you want to see in your own country, or at least in your homeland.”
Terlalu banyak harapan, kadang tak satupun yang jadi kenyataan. lantas kenapa masih berharap? Bahkan untuk kalimat be your best self. Hari ini, kata-kata tampak sudah menjadi renta dan menjadi komoditas bagi orang2 yang sejatinya tidak memahami substansi kalimat tersebut. Dari mulut mereka mengalir ribuan kalimat kosong yang luluh lantah ketika bertubrukan dengan realitas kehidupan. Bukan begitu sob? Salam:)
ReplyDeleteya semoga perubahan itu semakin membawa negara ini ke arah yg lebih baik.
ReplyDelete