Bismillah..
Sabtu, 27 Juli 2013 gw sukses menginjakkan kaki di rumah di
Purworejo. Kabupaten kecil yang buat gw bukan sekedar jadi kampung halaman,
melainkan jauh lebih dari itu. Dan bertepatan hari ini juga, gw nonton tv
setelah sekian lama nggak pernah nonton tv. Ntah kenapa, di Bandung ngga minat
nonton tv, dan ngga minat streaming sama sekali. Alhasil gw cuma ngikutin
berita dari twitter dan update teman-teman di beberapa grup whatsapp aja :c
Mungkin karena lama ngga nonton tv, sekalinya nonton, beda
banget rasanya.
Berkali-kali gw baca artikel tentang pembantaian rakyat
Mesir pro Morsi, tapi baru tadi liat beritanya di tv, dan merinding
berkali-kali.
Beberapa kali gw denger berita tentang tersangka pidana yang
dapet keistimewaan fasilitas, tapi tadi pas nonton beritanya lagi setelah
sekian lama, geram banget rasanya.
Pernah gw baca berita tentang penjarahan harta Indonesia,
minyak emas dan sebagainya, tapi tadi nonton berita serupa, panas banget saking
keselnya.
Belum lagi setelah beberapa berita yang tersebar di media
yang beda-beda. Di media A diberitakan seperti ini, di media B jadi seperti
itu, di media C beda juga jadinya iniitu. Maka memang benar, berita sekarang
banyak yang tendensius sesuai keinginan si empunya atau pihak lain yang punya
kendali. Siapa? Mereka mungkin, yang punya duit banyak. Atau mereka mungkin,
yang disebut-sebut adidaya. Entah, Allah dan pelakunya yang paling tahu.
Masih tadi sore, nonton berita tentang bendungan yang jebol
di Maluku, ooh sedihnyaa… Gw sampe nangis pas lihat ada bocah diwawancara, dia
bilang “Iya, rumahnya hanyut, sekarang saya tinggal di tenda. Sekolah hancur
juga. Saya pengin sekolah lagi.”, si bocah ngomong sambil ngasih tunjuk tenda
tempat dia tinggal. Berita ini, kalo gw baca di tulisan mungkin gw ngga segitu
amat sampe nangis, karena ngelihat langsung (di tv maksudnya) bikin seolah gw
ada disana juga, sama-sama tinggal di tenda.
Lihat! Betapa banyaknya yang harus kita benahi. Negara,
agama dan dunia butuh kontribusi kita. Banyaaak banget tugas kita, karena
orang-orang tua yang saat ini berkuasa akan habis masanya dan kitalah, pemuda,
yang akan menggantikan mereka. Maka tak ada pilihan lain selain bersiap.
Seorang teman pernah bilang, tidur adalah pengkhianatan
karena tugas yang ada lebih banyak dari waktu yang kita punya. Well, bukan lalu
dimaknai mentah-mentah ngga boleh tidur tapi ini berarti kita “seharusnya” ngga
punya waktu untuk bersantai. Benar, bahwa kewajiban yang ada lebih banyak dari
waktu yang kita punya (yang entah kapan habisnya).
Perbanyak ilmu supaya tahu dasarnya. Perluas network supaya
mudah akses informasi dan aksi nyatanya. Mulai dari sekarang, sekecil apapun
kontribusi yang bisa kita lakukan, supaya waktu tidak habis dengan sia-sia. Ah,
lagian kecil atau besar itu siapa yang tahu sih? Kecil di mata manusia bisa jadi
sangat besar artinya di hadapan Allah, dan bisa jadi juga berdampak besar buat
masa depan.
Ini juga yang bikin gw sejak lama bercita-cita punya media
sendiri, majalah dan televisi, yang in syaa Allah bersih dari campur tangan
pihak-pihak berkepentingan yang hobi memelintir berita. Yang tayangan dan
kontennya bukan sekedar mengejar materi tapi punya visi mencerdaskan bangsa. Bismillah,
semoga Allah ridho dan Allah mudahkan, doakaaaan >.<
Satu lagi, jangan berfokus pada apa yang sudah kita lakukan.
Itu cuma akan bikin kita merasa puas padahal masih banyak hal lain yang lebih
penting yang juga menunggu turun tangan kita. Lakukan satu hal, lalu liat ke
depan, ada jalan panjang dengan sederet daftar hal lain yang belum kita
lakukan.
Faidza faroghta fansob "Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
Menunggu nanti sama saja menunggu mati.
Assalamualaikum..
ReplyDelete