Bismillah.
Setiap dari kita punya hak yang sama untuk menentukan jalan hidup masing-masing, menentukan pilihan-pilihan.Tentu saja, dengan konsekuensi.
Kita terbiasa dengan standar-standar yang digembar-gemborkan media, dan secara tidak sadar menjadikan standar media menjadi patokan baku yang wajib diikuti. Definisi cantik misalnya. Kenapa iklan kosmetik dan produk kecantikan berusaha menampilkan sosok wanita dengan wajah putih, hidung mancung, langsing dan berdandan lengkap maskara, eye liner, eye shadow, blush on dan apapun lah itu namanya; kenapa? Karena bentuk seperti itu yang didefinisikan sebagai cantik menurut media dan pihak-pihak yang berkepentingan, pengusaha produk kecantikan misalnya.
Berkali-kali gw bilang di twitter, kalo definisi cantik itu kulit putih, tinggi semampai langsing, hidung mancung, rambut hitam berkilau, mata berkelopak sehingga bisa dipakaikan eye shadow; sungguh, akan banyak wanita yang jadi kasihan karena ngga seperti dan sesempurna itu. Bakal jadi ngga adil hidup ini kalau definisi cantik hanya sebatas itu. Kenapa ngga adil? Karena kita ngga pernah ditanya mau minta fisik dengan detail seperti apa, ya kan?
Kita terlahir tanpa meminta. Dengan bentuk dan kesempurnaan fisik yang juga ngga pernah kita minta.Dua kuping, dua lobang hidung, bibir yang bisa terbuka dengan gigi dan lidah di dalamnya, dua tangan dengan sepuluh jari yang bisa digerakkan, dua kaki yang bisa menopang puluhan kilo berat badan kita; apa gw pernah minta untuk diberi fisik dengan detail kaya gitu? Engga. Jantung yang sempurna sambungannya ke seluruh tubuh sehingga darah bisa mengalir sempurna, paru-paru yang mengembang dan mengempis tanpa harus gw instruksikan untuk kembang-kempis, usus yang selalu tahu kapan harus mencerna makanan yang gw telan, dan kantung urin yang juga bekerja tanpa harus gw pusing ngasih perintah kapan kebelet pipis kapan ngga boleh pipis. Coba kalo semuanya harus dengan instruksi? Gw bisa jadi lupa pipis selama seminggu karena sibuk belajar Java *eits :P atau bisa jadi paru-paru gw mengembang dan ngga mengempis karena gw lupa ngasih perintah "Hei paru-paru, ayo kempis!" Repot kan?
Kurang luar biasa apa coba, Allah kita?
Nah balik lagi soal definisi cantik. Ngga ada manusia yang minta dikasih detail fisik seperti apa, semua terlahir dengan kesempurnaan masing-masing. Orang bilang idung gw super (baca: pesek dan gede, ini sih karena faktor sering gw bersihin makanya lobangnya membesar) tapi gw seneng-seneng aja tuh. Hidung gw pasti ngga sesuai dengan standar hidung cantik media yang mancung dan ngga berlobang gede, tapi apa jadinya kalo gw menetapkan diri gw ada di bawah standar HANYA karena itu? Gw seneng masih punya idung yang bisa dipake buat bernafas tanpa harus pake alat sambung nafas, gw seneng punya idung yang bisa dipake buat bernafas tanpa instruksi "Ayo idung, hirup udara! Serap oksigen aja, karbondioksida keluarkan! Eh itu debu, debu ngga boleh masuk. Debu berhenti di lobang idung! Ayo ayo bulu hidung, tahan debunya jangan sampe masuk!" Lhaaaa kan repot. Bisa-bisa seharian gw ngga bisa ngerjain hal lain karena sibuk ngasih perintah ke idung.
Allah itu Maha Adil. Kenapa? Dia ngga menetapkan cantiknya wanita berdasarkan fisiknya. Fisik adalah sesuatu yang Dia kasih dan ngga boleh kita ubah. Buat apa lah itu operasi plastik, cuma demi tampil di depan manusia? Memang kodratnya manusia untuk menua, berkeriput, ubanan; semua manusia ngerasain itu kok, ngga cuma kita sendirian. Fisik adalah sesuatu yang Dia kasih dan ngga boleh kita ubah, sesederhana cukur alis sekalipun. Haram. Jelas haram. Dengan alasan apapun, haram ya tetep haram. Mau wisudaan, mau nikahan, mau demi kondangan atau apapun itu, haram ya haram. Titik. Itu salah satu contohnya.
Nah trus dengan apa Allah menilai wanita? Bukan dengan fisiknya, tapi dengan taqwanya. Adil kaaan? Yang putih, yang coklat dan yang item, sama kok kedudukannya di hadapan Allah. Yang membedakan itu tingkat taqwanya.
Standar manusia memang berbeda-beda, makanya ikuti standar Allah saja. Mutlak dan ngga berubah-ubah.
Dari ibadah misalnya. Kan adil, setiap manusia punya kesempatan yang sama untuk shalat di awal waktu. Ada yang nanti-nanti, ada yang malah ke-skip, ada yang adzan langsung panik pengin segera memenuhi panggilanNya. Ini salah satunya yang membedakan secantik apa kita di hadapan Allah ^_^
Kecepatan memenuhi panggilan adalah salah satu tanda cinta. Maka bisakah ia disebut cinta, jika adzan tapi kita tak bersegera?
Miss World? Yes We Have Miss Muslimah World, kewl!
Sebut apalah itu namanya, gw ngga hapal dan ngga ngikutin. Ini nih, acara semacem ini yang bikin wanita jadi objek tontonan. Wanita dihargai sangat murah, semurah apa? Ya itu, apa yang lo lihat di Miss World, semurah itu. Kalo itu bukan kontes kecantikan, kenapa yang jadi finalisnya semuanya berbadan seragam? Kurus tinggi eksotis, cem itu lah ya. Kenapa ya mereka bangga pamer-pamerin badan gitu? Help me to understand this matter :f
Lalu muncul solusi mendadak yang tampak menyelesaikan masalah, Miss World versi muslimah. Nah loh. Gimana ini gimana ini! >.<
Sejauh yang gw pahami, wanita bukan untuk diekspos kaya gitu. Ngga seharusnya wanita dijadiin objek semacem itu. Oke here they are. Satu, judulnya miss world muslimah, tapi apa cara berpakaiannya sudah mencerminkan muslimah? Muslimah itu berpatok pada satu trend, Al-Ahzab 59. Jilbab menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, menjulurkan kerudung menutup dada, ngga transparan dan ngga membentuk lekuk tubuh. Punuk unta tentu saja dilarang, jelas ada haditsnya soal ini. Jadi, kalo mau bikin miss world muslimah, gw punya usulan :d :star
Pertama. Disaring dari fisik dulu, setuju. Yang berpakaian sesuai syariat dan paham kenapa dia berpakaian seperti itu, lolos tahap pertama. Nah tahap selanjutnya bikinlah ujian tentang kemuslimahan, hehe. Make up? Muslimah pasti paham yang namanya tabarruj kan ya :) jadi emang muslimah dilarang berdandan berlebihan atau bermegah-megahan kaya wanita jahiliyah hiiy. Kan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongan kaum itu. Gw yakin ngga ada muslimah yang mau jadi bagian dari wanita jahiliyah :~
Maka sepemahaman gw juga, kontes kecantikan serupa ini menjebak masyarakat untuk berpikiran bahwa being beautiful is being like her and her and her, physically. Ngga semua penonton kontes serupa punya pengetahuan yang cukup untuk memfilter kan? Lalu kenapa kalo wanita punya mindset bahwa cantik itu secara fisik seperti ini dan itu? Jelas, wanita akan disibukkan untuk menjadi cantik seperti standar media itu. Gw wanita, dan gw paham golongan gw ini. Wanita ingin tampil cantik dan menarik, don't we? Yang gawat adalah ketika standar cantik itu sudah salah, karena cara-cara untuk menuju cantik pun akan ngikut kemana tujuan bermuara.
Kesempurnaan fisik yang Allah kasih ini selayaknya dirawat dan dijaga. Tapi bukan untuk dipertontonkan di depan umum. Mentang-mentang ketutup rapat lalu ngga keramas sampe satu minggu, ngga bebersih badan; ngga gitu juga caranya, kan?
Merawat fisik yang Allah beri dengan sempurna adalah satu cara bersyukur.
Caranya? Cuci muka, pake lotion biar ngga kering kulitnya, pake sabun yang cocok, keramas rutin dan sebagainya. Dandan? Ah seperlunya saja, sederhana saja :)
Jadiiiii.. we come to the conclusion that beautiful is not as simple as the image on medias. Fisik sudah sempurna, tak perlulah diubah-ubah. Jikalau ada kekurangan dibanding orang lain, Allah pasti menjadikannya rahasia dengan tujuan tertentu. Bisa jadi ladang pahala jika kita bersabar, tapi bisa jadi sumber dosa jika kita jadi ngga bersyukur. Cantik menurut standar manusia ini relatif, maka penuhi saja cantik menurut standar Allah. Dan tak perlu diumbar-umbar, cukuplah dijaga untuk yang berhak saja. Dan ya, merawat fisik yang Ia beri adalah salah satu tanda bersyukur, jadi tertutup jelas bukan alasan untuk lalai merawat diri <3
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca! Silakan tinggalkan komentar di bawah ini :)