Pada siang yang terik, segerombol wanita memasuki pintu
dingin ber-AC yang semerbak wangi parfum kue. Ya, mall. Shizuka, Jaiko dan
Dorami berjalan pelan sambil mengobrol santai, memandang outlet-outlet yang
memajang barang terbaiknya lengkap dengan promo lebaran yang ditawarkan. Tentu
saja tiga wanita ini tergiur karena mereka memang sedang mencari perlengkapan
lebaran, mukena, baju muslim dan rok kembar tiga yang ingin mereka pakai dalam
rangka reuni TK.
bisa kali ya jadi ilustrasi bertiga itu :3 taun 2011 dulu gw pernah kurus, sekarang roknya udah ngga muat aakk :3 |
Melewati BreadLoveLove, Jaiko mendadak antusias “Eh eh es krim green tea di sini teh enaaakk pisan. Pengen ih. Nanti beli atuh yuk.”
“Masa sih? Lebih enak dari JBool? Kabita ih, nanti yuk.”
Dorami menyahut.
Shizuka diam, hanya dia memperhatikan dengan cermat merk
yang baru disebut dua sahabatnya itu. BreadLoveLove. Sigap, dia mengambil
handphone dan mengetikkan sesuatu. Sejenak Shizuka diam menatap layar handphonenya,
lalu dia melirik lagi pada banner besar bergambar es krim berwarna hijau yang
sejujurnya emang bikin kabita alias kepengen banget.
Lewat dari BreadLoveLove, niat naik escalator terhambat
karena mereka melihat tulisan besar “40% OFF” dari outlet kosmetik terkenal
yang harga lipstiknya aja 300 ribuan. Body Market namanya. Mereka bertiga
dengan antusiasme yang sama langsung menuju ke kosmetik dan perawatan badan
yang menarik perhatian masing-masing. Body butter, lotion, mascara, eye liner,
lipstick, parfume semua mereka cek besar diskonnya. Akhirnya masing-masing
keluar dengan tentengan tas kecil bertuliskan Body Market.
“Liat liat, ada bazar Ramadhan gini. Liat dulu yuk, di sini
aja kalo bagus mah beli rok kembarannya.” Jaiko kembali antusias. Mereka bertiga
lalu berbelok ke bazar, setelah setengah jam lebih, Jaiko dan Dorami bertambah
jumlah tentengannya.
Hal yang sama berulang di Ice Hardware, karena konon menurut
teori neneknya Jaiko “Perempuan itu ngga kuat liat barang lucu, gampang
kepincut (suka lalu pengin).”
***
Ha, ngerasa pernah
ngalamin atau menyaksikan suasana di atas? Emang harus gw akui bahwa teori
neneknya Jaiko itu bener, perempuan paling ngga kuat liat yang lucu-lucu,
gampang kepincut. Makanya hati-hati ya kalo punya temen laki-laki yang lucu,
nanti kepincut *lah :3
Mall, tempat paling tepat untuk menghabiskan uang tabungan untuk sesuatu yang sebenernya ngga kita perlu tapi akhirnya kita beli hanya karena kabita ataupun laper mata. Nyatanya, kalo ke mall, barang-barang yang ngga diperlukan, atau udah punya, mendadak bisa tampak menarik. Rasanya tuh mbak-mbak SPGnya kaya pegang tali yang siap menjerat perempuan yang lewat untuk mampir ke outletnya. Awalnya sih niatnya liat-liat, lama-lama pengen terus diliat di rumah. Beli deh. Tanpa rencana, that spontaneous. Men, ini bahaya.
Sama bahayanya dengan makan lotek cabenya duapuluh!
Yang lebih bahaya lagi sebenernya masih ada, ini jauh lebih bahaya. Apakah itu? Makanan! How come? Oke, masih inget apa yang Shizuka lakukan pas diajak beli green tea ice cream BreadLoveLove itu? Dia buka hapenya lalu mengetik sesuatu dan tampak serius beberapa saat. Sebenernya yang dia lakukan adalah googling dengan keyword “BreadLoveLove halal”. Untuk apa? Mengecek apakah makanan yang akan dia beli itu terjamin halal atau engga. Sekarang ini, banyaaakkk makanan yang meragukan. Ada yang pernah punya label halal MUI tapi sekarang udah ngga ada lagi, ada yang jelas-jelas ngga ada yang di sosmed rame dengan alesan sengaja ngga mau ngurus, ada juga yang jelas terpampang nyata label halalnya. Nah merk-merk yang ngga ada label halal ini yang musti dan wajib banget kita hati-hati. Pertanyaan yang biasanya muncul adalah “Why? Bisa nanya langsung sama pegawainya keleus.” Iyes, I know. Gw pernah kok nyoba sendiri nanya ke sebuah merk crepes yang enak banget dan wanginya bener-bener menggoda itu.
Mas, ini ada label halalnya ngga?
Ngga ada mbak.
Tapi halal kan?
Halal kok.
Pake rhum ngga?
Iya mbak, pake.
Oke mas, makasih. *lalu pergi*
See? Ada gap knowledge di sini. Karena setahu gw rhum itu haram, maka makanan yang dibikin dengan campuran rhum jelas dong ya apa statusnya. Pernah juga iseng nanya, pertanyaan yang sama, di outlet yang berbeda, dan jawaban masnya adalah “Rhum itu apa ya mbak?”
Jangan sampe kalah dengan makan sesuatu yang samar-samar cuma karena pengen. Sok mangga search akibatnya apa kalo masuk makanan haram ke tubuh. Ngeri kan? We-o-we wow!
Karena memang nyatanya, banyak perempuan berjilbab yang makan di resto atau café yang juga jualan wine atau pork. Lo bisa bilang kalo itu kan tergantung milih makanannya apa, tinggal pilih yang ngga pake wine or pork or such. Kan sama aja, di luar negeri susah cari makanan halal, di sana juga beli dari tempat makan yang sama tinggal kitanya aja pinter-pinter milih. Cerdas! Makanya jawaban dari ‘pinter milih’ adalah milih makan di resto yang udah jelas statusnya gimana. Di Negara kita, ngga susah nyari makanan yang terjamin halal. Yaaa.. kalo ada yang gampang, kenapa nyari yang sulit? Kalo ada yang jelas, kenapa milih yang samar-samar?
Gw inget adegan di sinetron CHSI favorit Ibuk di rumah, pas mas Bram dapet uang komisi dari Karin, Hana bilang “Mas, yang halal itu jelas. Yang haram itu jelas. Yang samar-samar di tengah-tengah, itu ngga jelas. Allah akan memuliakan hambaNya yang menghindari samar-samar itu mas. Aku in syaa Allah percaya sama mas, sama uang komisi ini. Tapi mas coba tanya sama hati nurani mas, apakah mas siap bertanggung jawab sama Allah kalau uang ini ternyata bukan uang yang halal?”
Yaa gitu deh, emang manusia aja yang bisa jadi professor dan penemu hebat? Setan juga bisa kali. Mereka juga ada pendidikan dan sekolahnya kali makanya mereka makin pinter aja cari cara dan celah buat ngajak kita ngikutin mereka. Makanan salah satunya. Fufufu.
Sejak SD, Ibuk menekankan banget yang namanya skala prioritas ke gw dan adek. Kalo ngga penting banget, ya tahan dulu. Ibuk juga selalu cerita pengeluaran bulanan keluarga ke dua anaknya ini, apa yang ditekan, belanja ini ambil dari uang apa, uang bonus dialokasikan kemana dan sebagainya. Dari sin gw belajar banget untuk bisa ngerem. Kata Bapak juga hawa nafsu itu kalo diikutin ngga akan ada habisnya. Susye emang, tapi kalo ngga dimulai ya kapan bisanya? Yegak?
Jadi, kalo mau hemat, jangan ke mall. Mending tabung buat ikut seminar atau workshop atau liburan daripada sekedar beli baju dan sepatu-sepatu lucuk.
Karena sejatinya, membeli barang akan memperkaya kepemilikan sedangkan membeli pengalaman akan memperkaya kepribadian.
Salam,
Angsajenius, Shizuka, Dorami dan Jaiko
ayah saya bilang, menuruti nafsu itu layaknya seperti saat dahaga kemudian meminum air laut.. takkan pernah terpuaskan...
ReplyDeletesuatu waktu juga pernah ketemuan seorang habaib, saya minta beliau doakan anak saya agar dapat jadi seorang hafidz, dan beliau berpesan pendek "Jaga Makanannya"... wejangan pendek tapi sarat makna
Blognya udah dapet PR 1.. :)
ReplyDeleteice hardware atau ace hardware? :p
ReplyDeletesetuju banget kak dengan kata ini "membeli barang akan memperkaya kepemilikan sedangkan membeli pengalaman akan memperkaya kepribadian."
ReplyDelete