Marhaban yaa Ramadhan. Di kelas bahasa Arab kemaren, guru bahasa Arab gw yang gamau dipanggil ustad atau pak (karena emang belom bapak-bapak, kelahiran 1991 beliau) menjelaskan bedanya ahlan wa sahlan dan marhaban. Keduanya punya arti sama yaitu selamat datang, namun berbeda penggunaan. Marhaban digunakan untuk sesuatu yang ditunggu-tunggu dan diharapkan. Maka, marhaban yaa Ramadhan :)
Hari ini pertama tarawih di bulan Ramadhan tahun ini. Lo yang membaca ini berarti berkesempatan hidup di hari pertama Ramadhan tahun ini. Apa artinya? Artinya adalah Allah pengin menyucikan kita kembali, ngasih kita kesempatan untuk tobat, untuk nabung kebaikan, membuka pintu-pintu berkah menuju JannahNya, setelah berkali-kali kita lalai mengingat Allah, setelah berkali-kali kita nunda shalat, setelah berbusa-busa kita ngomongin orang, setelah tak terhitung tiap anggota badan kita berbuat dosa. Tapi Allah sungguh berbaik hati ngasih kita kesempatan untuk membersihkan dan memperbaiki diri lewat Ramadhan sebulan ke depan. Masyaa Allah.
Hari ini juga gw tarawih di masjid Salman, masjid kampus ITB. Jadwal penceramahnya sungguh wow, semoga gw bisa konsisten cerita di angsajenius isi dari ceramah super berbobot itu. Penceramah pertama tadi adalah Dr. Ir. H. Syarif Hidayat, Ketua Umum YPM Salman ITB. Berikut laporannya *ambil microphone*
Lo pernah pergi ke suatu tempat yang asing? Tempat yang belum pernah lo datengin sebelumnya, yang kita ngga hapal jalan atau arah-arahnya. Jika iya, apa yang paling lo butuhkan saat itu? Peta! You might say it's gmaps or waze whatever. Sama aja intinya adalah peta. Peta itu bakal memandu jalan kita supaya ngga nyasar, karena kita udah tahu tempat mana yang akan kita tuju. Persis. Dalam hidup, kita ngga tahu masa depan akan seperti apa. Tapi kita tahu persis tempat apa yang ingin kita tuju. Surga kan? Gw yakin ngga ada yang ngga setuju. Semua orang pengen ke surga, tapi banyak dari kita yang masih ngga tahu jalan untuk ke surga. Karena itu kita butuh peta. Allah ni, yang punya surga, ngasih kita panduan dalam wujud Al-Qur'an.
Seperti halnya pergi ke tempat asing membutuhkan panduan peta, hidup pun butuh panduan menuju surga. Allah menyediakan Al-Qur'an sebagai panduan itu, supaya manusia tidak tersasar menuju surgaNya.
Di jalan, kita pun butuh peringatan jika ada bahaya supaya bisa bersiaga. Kita juga butuh informasi apakah tujuan kita udah deket atau masih jauh sehingga kita bisa mampir isi bahan bakar. Seperti halnya di jalan kita butuh peringatan "Awas tanjakan tajam" dan informasi "Cipendeuy 500 meter", hidup pun butuh peringatan dan kabar gembira. Betapa baiknya Allah yang menugaskan manusia terpilih, Nabi dan Rasul untuk memberikan peringatan dan kabar gembira (redaksi surat Al-An'am) supaya manusia lebih berhati-hati dan mantap melangkah maju karena tahu tempat tujuan hanya tinggal sekali dayung; agar manusia tidak keliru membaca dunia.
Betapaaa luar biasanya Islam yang diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh alam, bukan rahmatan lil muslimin yang berarti rahmat bagi kaum muslimin aja. Seluruh alam. Ini artinya, seluruh alam mendapat manfaat dengan hadirnya Islam. Kita, adalah bagian dari Islam, maka kita punya tugas memberi manfaat bagi seluruh alam.
Marah mungkin lebih mudah daripada bersabar, tapi Islam menjadikan kita lebih sabar.
Dendam mungkin lebih mudah daripada memaafkan, tapi Islam menjadikan kita pemaaf.
Tidak memberi mungkin lebih nikmat, tapi Islam menjadikan kita lebih pemurah.
Agama lebih dari sekedar identitas. Islam ada dalam setiap sendi kehidupan.
Demikian. Ditulis berdasarkan ceramah tadi dengan bahasa sendiri.
Anyway sebenernya gw lagi ngga shalat tapi gw tetep ke Salman bela-belain dateng demi gamau ketinggalan ceramah yang entah bisa gw dapet di tempat lain apa engga. Dan percaya atau engga, ambience masjid itu recharging banget. Kalo di kosan tilawah baru 5 lembar udah klesat-klesot bawaannya pengen nempel ama kasur, di masjid liat yang lain pada tilawah rasanya jadi gamau berhenti. Minimal ada nilai kebaikan dari usaha kita dateng ke masjid dan dengerin ceramah hehehe.
Oh! Dan tadi gw negor ibu-ibu yang ngobrol sama anaknya dengan suara agak kenceng sehingga gw ga jelas denger ceramahnya. It's okay kok untuk saling mengingatkan, asal caranya pun ngga menyinggung. Demi kenyamanan bareng, demi kebaikan bareng. Yeah!
Salam,
Angsajenius
Marhaban Yaa Ramadhan, semoga bulan Ramadhan ini lebih baik dari bulan Ramadhan sebelumnya. Amiiin
ReplyDelete