Sungguh, salah satu bentuk nikmat adalah ketika bisa tilawah dengan lancar tanpa terbata-bata. Maka sebaliknya, bisa jadi tilawah yang tiba-tiba terbata-bata adalah perwujudan dicabutnya salah satu nikmat. Mungkin kita melakukan dosa, atau terlalu sibuk dengan dunia.
Heyho! Am I the only one that experiencing such those thing? Misalnya biasanya tilawah lancar, ngga kesendat-sendat trus tiba-tiba pas gw tilawah lagi beberapa hari kemudian bacaan gw jadi banyak salahnya, kesendat-sendat.
Setelah berpikir beberapa saat, gw menarik kesimpulan sendiri. Di hari yang sama setelah gw baca Al-Qur'an kesendat-sendat itu, gw inget bahwa kemaren gw ngga tilawah sama sekali. Di hari yang sama, gw juga nunda-nunda shalat, dan pasti banyak deretan dosa gw di hari itu. Gw jadi inget, Imam Syafii aja pernah ngeluhin hafalannya pada hilang trus diingetin gurunya untuk menjauhi dosa karena ilmu ngga akan masuk kepada hati kotor yang tertutup dosa; laaahhh ya apalagi gueeeee :3
“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Tholibin, 2: 190) - sumber
Ngga mau kan nikmatnya tilawah dicabut? Sedih kan kalo tilawah rasanya kepaksa dan pengen cepet-cepet kelar? Maka satu, jauhi maksiat, dan gw merasa perlu nambahin buat jangan ngeskip hari tanpa tilawah.
Selamat long weekend! Tos!
Be First to Post Comment !
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca! Silakan tinggalkan komentar di bawah ini :)