Assalamu'alaykum! 😊
Apa kabar selepas Ramadhan? Ibu-ibu yang hamil dan nyusuin sehingga banyak bolongnya, udah pada bayar fidyah kan? Jangan ditunda nanti-nanti, umur orang siapa yang tahu kan. Masa iya mau mati bawa hutang 😓
Kabarkuuu....... em in case you want to ask me back, bahagia! Termasuk bahagia karena akhrinya bisa buka laptop lagi setelah hampir dua bulan dianggurin. Nah kali ini aku bakal cerita tentang salah satu achievement keluarga pak Gheza, yaitu sapih tanpa drama cuma dalam 3 hari. Kalau kamu baru ini baca angsajenius, mungkin kamu penasaran, emang siapa pak Gheza? Ya siapa lagi kalo bukan suami aku 😂
Kapan mulai sapih?
Sebenernya kalo ngikutin kalender Masehi, 2 tahunnya Afiqa itu akhir Juli. Kalo hitungan kalender Hijriah, 2 tahunnya tu akhir Syawal. Nah mempertimbangkan hal itu, mulai Maret aku udah sounding-sounding dengan kalimat ajaib yang nanti aku kasih tahu detailnya di bawah 😉 Trus kapan aku mulai sapih? Minggu terakhir Ramadhan. Soalnya suami aku libur kerja mulai Senin kaya PNS, huahaha enak yaa padahal bukan PNS, dan extend cuti setelah lebaran Kamis-Jumat. Artinya suami aku bakal full di rumah selama dua minggu. DUA MINGGU! Kapan lagi yakan ada libur sepanjang itu, akhirnya aku memutuskan sapih Afiqa akan dimulai ketika ayahnya mulai libur.
Kenapa?
Karena aku butuh bala bantuan buibuuk. Sapih ini bukan cuma tugas ibu, tapi tugas seluruh anggota keluarga untuk mengkondisikan anak lepas mimik ASI. Kalau ternyata Afiqa minta gendong sebelum bobo, ada ayahnya. Kalau dia bangun tengah malem jejeritan, aku bisa bangunin ayahnya buat ikut ngeronda tanpa merasa bersalah karena besok dia kerja 😛 Oiya soal gendong ini aku beneran butuh bantuan ayahnya soalnya aku lagi hamil 4 bulan dan sama dokter masih dilarang gendong-gendong kakaknya.
Nah.. Jadi timing untuk sapih silakan ditentukan sendiri, kapan paling nyaman, biar semua bisa siap-siap. Ibu siap, anak siap, bapaknya juga siap.
Persiapan sapih
Yang pertama harus banget disiapkan adalah mental ibu. Siap mental denger anaknya nangis, siap mental denger anaknya memelas "Buk mimik aja." sambil nahan air mata. Siap untuk nahan emosi kalau anak bangun tengah malem dan ngga tidur-tidur sementara mata kita udah aduhaaai kaya dilem pake alteco lengketnya. Siap kalau anak ngga tidur-tidur sampe malem melebihi jam tidur biasanya. Siap kalau minta makanan tengah malam sementara pantat kita rasanya sudah menyatu dengan kasur! Dan tentu saja, buat yang tinggalnya bareng orangtua atau mertua, kalau ternyata orangtua dan mertua suka komentar, berarti harus siap pasang tameng anti baper denger komentar "Kenapa anaknya nangis terus? Kok jadi cengeng? Kok ini kok itu?!" Hempaskan buuk. Dengar, telan lalu hempaskan. Bilang baik-baik kalau lagi sapih jadi minta pengertian kakek-neneknya untuk sabar-sabar ya denger cucunya nangis.
Kedua, siapkan mental anak. Gengs, ini sungguh berat dan merupakan perubahan drastis bagi anak. Mimik, hal pertama yang dikenali sebelum wajah ibunya, harus direlakan untuk berpisah. Masih inget ngga waktu anak kita baru lahir, dengan matanya yang masih terpejam, kepalanya geleng-geleng mencari sumber ASI dengan mengandalkan indera penciumannya. Selain kebutuhan gizi, mimik itu memberi ketenangan buat anak. Obat stres anti galau paling mujarab buat bayi yang udah menemani selama dua tahun penuh. Bayangkan betapa beratnya hal ini buat anak.
Jadi, gimana dong caranya menyiapkan mental anak? Sounding. Dari dua bulan sebelumnya bilang bahwa nanti mimiknya berhenti ya, soalnya udah 2 tahun udah besar. Biasanya kalimat ini bakal direspon dengan penolakan atau tangisan, Afiqa sih gitu 😁 Langsung bad mood gitu deh si anak. Tapi jangan berhenti, tetep sounding dan jelaskan alasannya kenapa harus stop mimik ASI.
Ketiga, kesiapan support system. Be it your husband or your family, or the availibility of toddler's favorite snack and drink; semua harus tersedia. Suami harus siap kalau istrinya minta bantuan boboin anak, atau gantian pegang sementara istrinya atur nafas karena hampir habis sumbu kesabarannya. Suami dan semua anggota keluarga yang serumah harus siap kalau anak jadi caper, atau nangis melebihi biasanya. Dan yang ngga kalah penting, cemilan kesukaan si anak harus tersedia, termasuk pengganti ASI, yang sebagian ibu memilih susu formula dan sebagian lain memilih UHT. Jangan sampe out of stock, bisa berguncang nanti dunia 😅
Cara sapih step by step
Btw udah kaya tutorial make up aja ya step by step 😂 Awkay, kita mulai! Ohya, ini adalah cara sapih yang aku lakukan dan alhamdulillah sukses dalam 3 hari Afiqa udah ngga minta mimik sama sekali, ritme tidur juga udah normal dan aku stress-free.
- Sounding dari April, berarti sekitar 2 bulan sebelum waktu yang aku tentukan untuk sapih. Kalimat ajaib yang aku pake adalah:
"Sayang sebentar lagi mimiknya udahan ya berhenti ya.", tapi to be honest aku ngga rajin juga sih sounding, seingetnya aja. Biasanya sebelum tidur, itu pun kalau aku ngga pengin Afiqa bad mood trus nangis ya aku ngga sounding. Karena tiap kubilang gitu, pasti nangis. Pasti bad mood.
Nah memasuki bulan Ramadhan, sounding makin intens buibuk. Aku lakukan tiap hari dengan parameter yang jelas.
"Sayang sekarang kan bulan puasa, nah nanti pas puasanya mau selesai, mimiknya udahan ya stop ya. Habis buat Afiqa, udah 2 tahun."
"Ada, mimik ada."
"Iya ada tapi jatah Afiqa udah habis, kan sudah 2 tahun. Allah suruh berhenti nak."
"Aaaaa adaaaaa mau mimik ajaaa!" trus nangis.
Gimana aku ngga jiper di awal yakan, tiap sounding masih gitu aja responnya 😥 Kadang-kadang kalimatku diiyakan, tapi pas aku clarify lagi dia berubah pikiran dan jawaban. Dari iya mimiknya udahan, ganti jadi mau mimik aja. Meeehhhh................. - Pilih timing yang tepat, Yang suami paling available buat bantu, minimal bantu pijitin kita *loh 😂 Makanya aku ambil waktu pas suami libur lama buat sapih.
- Kasih susu pengganti supaya anak kenalan dulu. Aku pake Ultra Mimi, yang setelah aku observasi Afiqa paling doyan rasa stroberi. Jadinya aku nyetok itu aja, ngga galau lagi mau susu apa. Ada yang nyuruh buat naroh susu UHT ke dot, yang aku tolak mentah-mentah. Nanti sukses sapih ibu tapi masih harus sapih dot dong aah ku tak mauuu. Selain itu juga karena aku penganut dot bisa merusak tatanan gigi, dan bikin gigi bolong ngga sih ngedot malem-malem sambil dibawa tidur. Apalagi kan kandungan gulanya banyak ya di sufor sama UHT, dibanding ASI nih. Aaah ku tak mau gigi anakku geripis item-item 😫
- Berdoa. Minta Allah bantu, minta Allah kuatkan kita dan anak kita. Ini step yang sering manusia lupa, merasa ah sapih doang maah tinggal cas cis cus go! Ngga perlu doa. Padahal siapa yang ngasih ijin sapihnya sukses? Siapa yang bikin hati anak ikhlas buat lepas dari best friend sejak 2 tahun pertama kehidupannya? Asli deh, step ini semua kurasa ngga akan sukses kalau aja aku skip bagian doa. Jadi, gelar sajadah, angkat tangan menengadah, sambil hati pasrah, doa sama Allah. Doa yang kenceng. Allah dengar semuanya, dan semoga jadi jalan mudahnya proses sapih ini.
Lalu hari H pun datang......................... - Pas jam bobo biasanya, ajak ke kamar. Jangan skip rutinitas jelang tidur, karena anak butuh sesuatu yang teratur dan predictable. Gosok giginya, tawarkan air putih, dsb. Matikan lampu. Anak pasti minta mimik, ingatkan bahwa hari ini kita mulai sapih ya, jatah mimiknya habis udah 2 tahun. Aku anti bohong sih, makanya kutambah kata jatah. Ya karena ASInya masih ada, cuma jatah anak aja yang habis yakan buibuk. Dan, Afiqa nangis kejer!
"Enggaaa engga engga, mau mik ajaa!"
Lalu aku tawarkan, mau gendong apa baca cerita?
Masih nangis.
Baca cerita mau? Mau gajah Abrahah apa semut nabi Sulaiman? Dua ini kupilih karena anak aku sukanya cerita binatang. Afiqa pilih gajah. Mulailah aku cerita mengandalkan daya ingat yang pas-pasan, sambil garuk punggungnya. Setelah 3 kali repetisi cerita yang sama, Afiqa bobo. Waw!
Kenapa cerita? Karena anak nangisnya diem kalau kita cerita bisik-bisik. Kalau digendong, anak masih ada kemungkinan nangis kejer kan, sedangkan kalau aku cerita dia harus diem supaya bisa mendengar apa yang aku ucapkan. Ohya jangan pake buku dan nyalain lampu ya, makin terang benderang nanti si anak. Cerita aja, salah-salah nggapapa 😂 - Hari kedua, dengan tangis yang sama mintanya mimik aja, aku tawarin cerita atau shalawat, Afiqa milih shalawat. Akhirnya aku ulang entah berapa puluh kali shalatullah salamullah 'ala thoha Rasulillah..... sambil garuk punggung dan voila! Anaknya bobo pules.
- Hari ketiga, menolak bobo. mau main aja. Tapi karena udah jam bobo maka lampu kumatikan dan tawaran-tawaran bertebaran. Mendadak ada sinden nyanyi taklelo lelo lelo ledhung di kamar kami. Bukan horor! Aku yang jadi sindennya. Awalnya bukan bobo tapi Afiqa malah ikutan nyanyi "iyoo yo dung", tapi lama-lama hilang suaranya. Terpejam matanya.
- Tengah malem gimana? Alhamdulillah aman. Kebangun minta mimik tapi pas kuingetin "kan sekarang mimiknya ganti air putih", Afiqa mau minum air putih aja. Boboinnya sekali harus pake cerita, sisanya merem dengan sendirinya.
- Lepas 3 hari, Afiqa sama sekali ngga minta atau nyebut mimik. Jam tidur pun kembali normal jam 9an. Ohiya dari bayi banget emang ngga kami biasakan begadang main tengah malam, jadi misal Afiqa masih ngajak main tapi udah jam lewat jam 9, ya aku bawa ke kamar, matiin lampu. Nangis pasti, tapi ini salah satu upaya kami ngajarin disiplin.
- Setelah 10an hari aku sama sekali ngga nyebut mimik, iseng lah pas lebaran aku tanya Afiqa mau mimik ngga, dan katanya mau 😂😂 Enak mana mimik sama susu sapi? Pertanyaan ini sengaja naroh susu sapi di belakang karena Afiqa masih cenderung jawab dengan opsi terakhir, misalnya daging apa ikan? ikan. Ikan apa daging? daging. Nah ternyata jawabannya enakan mimik 😂😂 Dijawab sambil senyam-senyum dan pasang pose pura-pura mimik, tanpa nangis. Oh so cute!
Begitu buibuuk, Kemaren banyak yang watsap dan nanya di instagram gimana sapihnya kok bisa tanpa drama sukses cepet gitu, nah itu cara yang aku lakukan. Standar banget kan ngga ada yang spesial, tapi satu kunci yang aku yakin bikin semua lancar dan mudah dan stress free adalah part DOA.
Tapi kata orang, sapih bakal lebih gampang kalo ibunya hamil. Mungkin bener ya, karena sekarang Afiqa sering bilang mimiknya buat adek. Tapi di masa sounding dan sapih aku ngga nyebut mimiknya mau buat adek sehingga Afiqa harus stop. Aku takut yang ketangkep adalah "gara-gara adek, aku ngga boleh mimik lagi, aku ngga suka sama adek!" makanya aku bener-bener memisahkan perihal punya adek dengan sapih, tapi ternyata anaknya paham sendiri 😆
Sebenernya aku udah nyiapin back up plan sih, kalo ngga sukses WWL aku mau oles daun pepaya diperes trus dioles-oles biar pahit 😅 tapi alhamdulillah cara ekstrim ini ngga harus dipake. Ya apa lagi kalo bukan karena Allah mudahkan.
Demikian, selamat memulai sounding dan proses sapih! 😊